Kita tahu bahwa memakan makanan merupakan kegiatan naluriah yang
dimiliki setiap makhluk hidup. Begitu juga dengan kita sebagai manusia,
makan merupakan kebutuhan untuk keberlangsungan hidup. Tanpa makan kita
tentu saja akan mati. Namun makan tanpa pengetahuan tentang cara makan
yang baik, ternyata juga dapat mendorong kita untuk cepat mati.
Kehidupan
modern telah mengkondisikan manusia pada pola hidup yang serba instan.
Karena kesibukan kerja pula kitapun dicecoki pemahaman dan dipolakan
bahwa makan dilakukan menurut jam tertentu. Begitu juga makan harus
dilakukan tiga kali sehari. Tampaknya kita semakin dijauhkan dengan
kesadaran terhadap kebutuhan tubuh kita sendiri. Bagaimana mungkin pihak
lain yang menentukan kebutuhan terhadap tubuh kita, dan bukannya oleh
kesadaran kita sendiri. Kita yang memiliki tubuh malah tidak tahu dengan
kebutuhan tubuhnya.
Untuk memperoleh hasil yang optimal dari
kegiatan makan, kita harus mengetahui cara makan yang baik. Cara makan
yang baik akan menentukan proses pencernaan di dalam tubuh secara baik
pula. Dalam proses pengolahan makanan inilah, tubuh kita memainkan
perannya yang sangat penting. Berbagai unsur maupun komponen penting
berfungsi optimal agar makanan yang masuk ke dalam tubuh diolah secara
optimal. Dengan kerja yang optimal ini maka diharapkan hasilnya berupa
berbagai kandungan gizi yang terdapat dalam makanan dapat diserap oleh
tubuh secara optimal pula.
Makanan yang masuk dalam mulut akan
dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Proses penghancuran makanan
oleh mulut ini dibantu oleh air liur. Frekuensi pengunyahan turut
menentukan proses pelumatan makanan oleh lambung. Makanan yang dikunyah
dengan jumlah yang cukup akan dapat meringankan kerja lambung. Namun
kalau makanan dikunyak sekedarnya, maka makanan yang masih cukup padat
itu akan memperberat kerja lambung dalam menguraikannya.
Selain
itu, janganlah kita makan melebihi kapasitas perut. Lambung sebagai
mesin pengolah makanan, rata-rata dapat menampung makanan hingga 1,5
liter. Meski demikian, lambung bersifat lentur yang dapat mengembang
maupun mengecil. Yang mengetahui secara pasti kapasitas perut kita dalam
menampung makanan yang kita makan adalah kita sendiri. Begitu terasa
kenyang, maka itu menandakan bahwa kapasitas lambung dalam menampung
makanan sudah optimal. Oleh karena itu segera berhenti makan.
Sejumlah
penelitian memperlihatkan bahwa kerja lambung akan optimal apabila
jumlah makanan yang masuk tidak terlalu banyak. Oleh karena itu kita
sebaiknya berhenti makan sebelum perut merasakan kenyang. Apabila
lambung dapat bekerja secara optimal, maka saripati makanan dalam bentuk
berbagai kandungan gizi dapat diserap secara optimal pula oleh tubuh.
(*)
JANGAN MINUM AIR SAAT MAKAN
Pepatah mengatakan bahwa
di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Terlepas dari
kebenaran relasi antara tubuh yang sehat dengan jiwa yang sehat, namun
yang pasti tubuh yang sehat sangat ditentukan oleh organ pencernaan yang
dinamakan lambung. Kalau lambung kita sehat maka tubuh kita juga akan
sehat. Sehingga muncul pameo bahwa sumber penyakit ditentukan oleh
kondisi lambung kita.
Sebagai mesin pengolah makanan yang masuk
ke dalam perut, lambung memang memainkan peran yang sangat vital. Dengan
lambung yang baik dan sehat, maka proses pengolahan makanan juga dapat
berlangsung baik. Sehingga kandungan gizi yang terdapat dalam makanan
yang kita makan, dapat diserap oleh tubuh secara efektif.
Lambung
akan dapat mengolah makanan dengan baik, kalau proses pengunyahan
makanan di dalam mulut juga dilakukan dengan baik pula, baik menyangkut
frekuensi pengunyahan maupun dukungan unsure tambahan saat mengunyah.
Saat mengunyah, makanan diolah dengan bantuan air liur dalam mulut.
Seorang
ahli gizi mengatakan bahwa saat kita mengunyah makanan, sebaiknya tidak
disertai dengan minum air. Alasannya, proses penghancuran makanan di
dalam mulut, tidak hanya dilakukan oleh gigi kita melainkan juga dibantu
peran air liur sebagai pengurai bahan makanan.
Air liur akan
membantu proses itu dengan mengeluarkan enzim untuk mengikat kandungan
gizi dalam makanan. Adanya tambahan air yang diminum saat mengunyah
makanan justru dapat memisahkan enzim air liur dengan kandungan gizi
dari makanan. Hal ini dapat mengurangi efektifitas penyerapan zat gizi
oleh tubuh setelah proses pengolahan dalam lambung.
Bahkan
sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa sebaiknya kita tidak langsung
minum air selama atau sesudah makan. Hal ini terutama untuk membantu
proses pencernaan yang terjadi dari sejak makanan masuk ke dalam mulut
hingga proses dilakukan oleh lambung. Minum air diperkenankan ketika
kondisi terpaksa, seperti makanan yang terlalu padat sehingga agak sulit
ditelan. Kalaupun minum sesudah makan, lakukanlah dengan sedikit air
saja. (*)